Kau Tuhan Yg menggendongku...

Kubuka pintu Gereja yang selama ini telah begitu akrab dengan kehidupanku. Kupandangi tempat lilin yang pasti dipenuhi oleh sidik jariku selama ini. Hanya kesunyian pagi yang menemaniku. Aku begitu marah, kecewa, dan putus asa. Semua yang sempat kuharapkan terasa berantakan, dan ini semata-mata disebabkan oleh ketidak pedulian Tuhan, yang kupikir tidak mau mendengarkan doa-doaku... Kuteriakkan nama Tuhan dengan penuh kekecewaan di dalam Gereja itu, dan tanpa kusangka Tuhan menampakkan diri sambil tersenyum penuh kasih.

Mahalnya Sebuah Kesadaran

Sepasang suami istri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh oleh pembantu di rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah ia bersama ayun-ayunan yang dibelikan ayahnya, Ataupun memetik bunga atau yang lainya di halaman.

Suatu hari ia melihat sebatang paku yang sudah berkarat. Dan ia pun mencoret lantainya tempat mobil ayahnya diparkir, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan itu tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya…. Karena mobil itu berwarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Dan diteruskannya coretan-coretan tersebut sesuai dengan kreativitasnya.

Berhenti Memberikan Alasan

Adalah benar bahwa kita tidak bisa menjadi segala sesuatu, namun dalam hidup ini kita harus menjadi sesuatu. Ketika itu mungkin ada begitu banyak pilihan bejejer di depanku, menunggu untuk aku pilih. Di saat itu aku harus menjadi sesuatu, namun satu pertanyaan muncul ketika aku membuat pilihanku; Ke arah manakah kubiarkan hidupku akan mengalir? Dari semua pilihan yang ada, manakah yang harus aku pilih? Menjadi bintang olahraga? Menjadi artis? Atau membangun karier agar bisa menjadi hartawan? Aku yakin tak satupun yang aku sebutkan tersebut akan dapat memberikan aku kepuasan mutlak dalam hidup yang begitu singkat ini.

Torehan Penaku

Kakiku lemah, semua tulangku telah patah, bahkan hatiku'pun juga telah rapuh.

Dalam keadaanku yang seperti ini, aku bertanya-tanya, ''Masih sanggupkah aku berdiri?'', tapi disisi lain aku juga melihat bahwasanya jalan hidupku masih panjang, tapi ''masih dapatkah aku baerjalan?''

Dibalik Sebuah Rasa Sayang

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.
(Mahatma Ghandi)

Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.